Selasa, 08 Februari 2011

artikel kesehatan dan kedokteran


NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Abad 20 ditandai  dengan perkembangan yang menakjubkan di  bidang  ilmu dan  teknologi,  termasuk disiplin  ilmu dan  teknologi  kedokteran serta kesehatan.  Terobosan penting   dalam  bidang   ilmu   dan   teknologi   ini  memberikan   sumbangan   yang   sangat berharga dalam diagnosis dan  terapi  berbagai  penyakit   termasuk penyakit  – penyakit yang   menjadi   lebih   penting   secara   epidemilogis   sebagai   konsekuensi   logis   dari pembangunan   di   segala   bidang   yang   telah   meningkatkan   kondisi   sosial   ekonomi masyarakat.
Penggunaan    isotop  radioaktif  dalam kedokteran  telah dimulai  pada  tahun 1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan penyakit tuberculosis pada kulit.  Namun yang dianggap Bapak  Ilmu Kedokteran Nuklir  adalah George C.  De HEVESSY,   dialah   yang  meletakan   dasra   prinsip   perunut   dengan  menggunakan   zat radioaktif.  Waktu  itu dia menggunakan  rasioisotop alam Pb212..  Dengan ditemukannya radioisotop buatan maka radioisotop alam tidak lagi digunakan. Radioisotop   buatan   yang   banyak   dipakai   pada   masa   awal   perkembangan  kedokteran nuklir  adalah  I131.  Akan  tetapi  pemakaiannya kini   telah  terdesak oleh Tc  99m selain karena sifatnya yang  ideal  dari  segi  proteksi  dan pembentukan citra  juga dapat diperoleh dengan mudah serta relatif murah harganya. Namun demikian  I131 masih sangat diperlukan untuk diagnostik dan terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid.
Perkembangan  ilmu kedokteran nuklir  yang sangat  pesat   tersebut  dimungkinkan berkat   dukungan   dari   perkembangan   teknologi   instrumentasi   untuk   pembuatan   citra terutama   dengan   digunakannya   komputer   untuk   pengolahan   data   sehingga   sistem instrumentasi  yang dahulu hanya menggunakan detektor   radiasi  biasa dengan  sistem elektronik   yang  sederhana,   kini   telah berkembang menjadi  peralatan  canggih  kamera gamma dan kamera positron yang dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun tiga dimensi serta statik maupun dinamik. Dewasa   ini,   aplikasi   tenaga   nuklir   dalam  bidang   kesehatan   telah  memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis maupun terapi berbagai jenis   penyakit.   Berbagai   disiplin   ilmu   kedokteran   seperti   ilmu   penyakit   dalam,   ilmu penyakit  syaraf,   ilmu penyakit   jantung,  dan sebagainya  telah mengambil  manfaat  dari teknik nuklir ini. KEDOKTERAN NUKLIR Ilmu  kedokteran nulkir  adalah  cabang  ilmu  kedokteran   yang   menggunakan   sumber   radiasi  terbuka   berasal   dari   disintegrasi   inti   radionuklida  buatan,   untuk   mempelajari   perubahan   fisiologi,  anatomi  dan biokimia,  sehingga dapat  digunakan  untuk   tujan   diagnostik,   terapi   dan   penelitian  kedokteran. Pada   kedokteran   nuklir,   radioisitop   dapat  dimasukkan ke dalam tubuh pasien  (study in-vivo) maupun   hanya   direaksikan   saja   dengan   bahan  biologis   antara  lain  darah,   cairan  lambung,   urine dan   sebagainya,   yang   diambil   dari   tubuh   pasien yang   lebih   dikenal  sebagai   study   in-vitro   (dalam gelas percobaan).
Pada study in-vivo, setelah radioisotop dapat dimasukkan ke dalam  tubuh pasien melalui  mulut  atau   suntikan   atau   dihirup   lewat   hidung   dan sebagainya maka  informasi  yang dapat  diperoleh  dari pasien dapat berupa : 
1 Citra   atau   gambar   dari   organ  atau   bagian tubuh   pasien   yang   dapt   diperoleh   dengan bantuan   peralatan   yang   disebut   kamera gamma   ataupun   kamera   positron   (teknik imaging).
2 Kurva-kurva   kinetika   radioisotop   dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan angka-angka   yang   menggambarkan   akumulasi radioisotop dalam organ atau bagian  tubuh tertentu disamping  citra atau gambar   yang diperoleh dengan kamera positron.
3 Radioaktivitas   yang  terdapat   dalam  contoh bahan   biologis   (darah,   urine,dsb)   yang diambil  dari   tubuh pasien,  dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-imaging). Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging memberikan informasi mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan (imaging) pada kedokteran nuklir dalam beberap hasl berbeda dengan pencitran dalam radiologi. (tabel 1) Pada   studi   in-vitro,   dari   tubuh  pasien  diambil   sejumlah  tertentu   bahan   biologis  misalnya 1 ml  darah.  Cuplikan bahan biologis  tersebut  kemudian direaksikan dengan suatu  zat   yang  telah ditandai   dengan  radioisotop.  Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor radiasi gamma yang dirangkai dengan suatu sisteminstrumentasi. Studi semacam ini biasanya dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon – hormon tertentu dalam darah pasien seperti insulin, tiroksin dan lain-lain. Pemeriksaan   kedokteran   nuklir   banyak  membantu   dalam menunjang   diagnosis berbagai  penyakit  seperti  penyakt   jantung koroner,  penyakit  kelenjar gondok,  gangguan fungsi  ginjal,  menentukan  tahapan penyakit  kanker dengan mendeteksi  penyebarannya pada   tulang,   mendeteksi   pendarahan   pada   saluran   pencernaan   makanan   dan menentukan   lokasinya,   serta  masih   banyak   lagi   yang   dapat   diperoleh   dari   diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini sangat berkembang pesat. Di  samping membantu penetapan diagnosis,  kedokteran nuklir   juga berperanan dalam  terapi  penyakit  – penyakit   tertentu,  misalnya kanker kelenjar gondok,  hiperfungsi kelenjar   gondok   yang  membandel   terhadap   pemberian   obat      obatan   non   radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan) sendi yang sulit dikendalikan dengan menggunakan   terapi   obat-obatan   biasa.   Bila   untuk   keperluan   diagnosis,   radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka dalm terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis yang besar   terutama dalam pengobatan  terhadap  jaringan kanker  dengan tujuan untuk melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu. Di   Indonesia,  kedokteran nuklir  diperkenalkan pada akhir  1960-an,  yaitu setelah reaktor   atom  Indonesia  yang  pertama   kali  mulai   dioperasikan   di  Bandung.  Beberapa tenaga ahli   Indonesia dibantu oleh  tenaga ahli  dari   luar negeri  merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung.
Unit   ini  merupakan   cikal   bakal  Unit  Kedokteran  Nuklir  RSU Hasan  Sadikin,  Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.  Menyusul  kemudian unit-unit  berikutnya di  Jakarta (RSCM, RS Pusat Pertamina, RS Gatot Subroto) dan di Surabaya (RS Soetomo). Pada tahun1980-an didirikan unit-unit kedokteran nuklir berikutnya di RS Sardjito (Yogyakarta), RS Kariadi (Semarang), RS jantung Harapan Kita (Jakarta) dan RS Fatmawati (Jakarta).
Dewasa ini di Indonesia terdapat 15 rumah sakit yang melakukan pelayanan kedokteran nuklir  dengan menggunakan kamera gamma,  disamping masih  terdapat  2 buah  rumah sakit   lagi   yang hanya mengoperasikan alat  penatah ginjal  yang  lebih dikenal  dengan nama Renograf.
PEMANFAATAN TEKNIK NUKLIR DI LUAR KEDOKTERAN NUKLIR
Di luar kedokteran nuklir, teknik nuklir masih banyak memberikan sumbangan yang besar bagi kedokteran serta kesehatan, yaitu misalnya :
1. TEKNIK PENGAKTIVAN NEUTRON
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama   untuk   unsur-unsur   yang   terdapat   dalam  tubuh   dengan   jumlah   yang sangat  kecil   (Co,  Cr,  F,  Fe,  Mn,  Se,  Si,  V,  Zn,  dsb)  sehingga sulit  ditentukan dengan metoda konvensional.  Kelebihan  teknik  ini   terletak pada siftanya yang tidak merusak dan kepekaannya yang sangat tinggi. Disini contoh bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron
2.  PENENTUAN KERAPATAN TULANG DENGAN BONE DENSITOMETER
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang   diserap   oleh   tulang   yang   diperiksa  maka   dapat   ditentukan   konsentrasi mineral   kalsium   dalam   tulang.   Perhitungan   dilakukan   oleh   komputer   yang dipasang pada alat  kekeroposan  tulang  (osteoporosis)  yang sering menyerang wanita pada usia menupause  (mati  haid)  sehingga menyebabkan tulang mudah patah.
3.  THREE DIMENSIONAL CONFORMAL RADIOTHERAPY (3D-CRT)
Terapi   dengan   menggunakan   sumber   radiasi   tertutup   atau   pesawat pembangkit   radiasi   telah   lama   dikenal   untuk   pengobatan   penyakit   kanker. Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade   ini   telah  membawa   perkembangan   pesat   dalam  teknologi   radioterapi. Dengan   menggunakan   pesawat   pemercepat   partikel   generasi   terakhir   telah dimungkinkan   untuk  melakukan   radioterapi   kanker   dengan   presisi   dan   tingkat keselamatan   yang   tinggi   yang   akan   dikenai   radiasi,   memformulasikan   serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target.

1 komentar:

  1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus